I. BIDANG BANGUNAN DAN KONSTRUKSI
Wilayah yang masih berkembang seperti halnya Kabupaten
Barito Utara, jelas masih memerlukan investasi di bidang bangunan
(konstruksi). Seiring dengan pesatnya pembangunan sarana dan prasarana
fisik di daerah ini, maka sektor bangunan (konstruksi) merupakan salah
satu peluang bisnis yang pantas dilirik oleh para investor.
Kontribusi yang diberikan bidang bangunan (konstruksi) terhadap PDRB
Barito Utara, menunjukkan sumbangan yang relatif kecil, yakni 4,30
persen (tahun 2004). Ini menunjukkan, bahwa bidang bangunan
(konstruksi) masih memberi-kan peluang yang besar dalam memainkan
perannya sebagai salah satu kontribusi pembangunan daerah ini. Apalagi,
sebaran tenaga kerja di sektor ini baru sekitar 3.396 orang.
Prospek & Peluang:
- Kian pesatnya pembangunan sarana dan prasarana suatu wilayah, menuntut adanya keterlibatan secara langsung dari bidang usaha tertentu, misalnya bidang bangunan (konstruksi).
- Bidang bangunan (konstruksi) akan terus tumbuh dan berkembang seiring kemajuan pembangunan fisik suatu daerah.
- Masih kecilnya kontribusi bidang bangunan (konstruksi) terhadap PDRB, berarti masih membuka kesempatan para investor melirik bidang ini.
- Hadirnya era otonomi daerah atau desentralisasi kekuasaan saat ini, memungkinkan para kepala daerah (bupati/walikota) berhubungan langsung ke luar dengan investor guna mencari alternatif bagi pembiayaan pembangunan, yang juga berkaitan langsung dengan pemberdayaan masyarakat daerahnya.
II. PARIWISATA
Warga dan masyarakat di Kabupaten Barito Utara pantas
bersyukur. Sebab, Tuhan Yang Maha Kuasa telah memberkahi daerah subur
ini dengan pesona alam nan luar biasa dan peluang ini dapat dikembangkan
sebagai daerah tujuan wisata yang potensial. Sangat beralasan kiranya
jika kebijaksanaan pembangunan di bidang kepariwisataan lebih difokuskan
pada pengembangan potensi daya tarik wisata, baik itu menyangkut wisata
alam, wisata budaya, maupun sejarah.
Namun, yang potensial untuk dikembangkan di antaranya kawasan wisata
Air Terjun Jantur Doyan, yang saat ini banyak dijadikan sebagai tempat
rekreasi penduduk kota Muara Teweh dan sekitarnya. Selain itu, wisatawan
juga dapat menikmati sejumlah keindahan alam Barito Utara lainnya,
seperti Cagar Alam atau Hutan Lindung Pararawen, panorama Danau Butong,
Air Terjun dan Danau Inih, serta Bendungan (dam) Irigasi Trinsing.
Selain itu, karena wilayah ini terkenal memiliki banyak dataran
tinggi dengan formasi bebatuan pegunungan yang cukup tua, maka di
beberapa tempat tersebar gua-gua alam yang sangat menantang bagi
wisatawan petualang. Sebutlah di antaranya Gua Siapa, Gua Lambung, Gua
Liang Pandan, Gua Liang Idai, dan lain-lain. Sementara pegunungan yang
menyemburatkan keindahan alam yang masih asri dapat kita saksikan pada
Gunung Lumut dan kawasan Gunung Angah (Benangin Air terjun Sentuyun),
Namun, puncak dari keajaiban panorama alam itu sebenarnya bisa
ditemukan di dalam kawasan Cagar Alam atau Hutan Lindung Pararawen II.
Di dalamnya terdapat obyek wisata yang menarik, diantaranya beragam
spesies flora dan fauna, hutan tropis khas Kalimantan, dan kekayaan
plasma nuftah yang masih alami.
Sementara obyek wisata budaya yang tersebar di
wilayah Kabupaten Barito Utara, bernilai artistik dengan cita rasa yang
sangat tinggi. Warisan adiluhung budaya masyarakat daerah ini
memberikan personifikasi khas akan keanekaragaman serta tingginya
kemampuan cipta, rasa dan karsa para leluhur masa lalu. Hasil budaya
masa lalu itu bernilai sosial, kemasyarakatan, pendidikan serta sejarah
yang sangat tinggi. Berikut sejumlah obyek wisata budaya tersebut:
Rumah Betang Tambau
Keindahan alam bernuansa khas perdesaan dengan tampilan rumah adat etnik Dayak yakni Betang Tambau juga
dapat dengan mudah dinikmati, seraya menghirup udara segar dengan
kicauan beragam jenis burung serta gemericik kesejukan sumber mata air.
Selain rumah Betang Tambau^ kini banyak dipertunjukan
jenis-jenis tarian etnik Dayak nan mempesona. Tari-tarian ini sudah
cukup populer karena telah diangkat dalam bentuk sebuah festival,
sehingga setiap orang bisa berpartisipasi di dalamnya. Wisatawan dapat
dengan mudah menyaksikan permainan ini karena seringkali ditampilkan
pada berbagai event perayaan, seperti perayaan pembukaan
eksibisi/pameran, usai pesta perkawinan, menghormati tamu-tamu penting,
serta pada peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus setiap tahun.
Bangkai Kapal Onrust
Seperti dijelaskan sebelumnya, kala bertandang ke Barito Utara,
wisatawan dapat pula menyaksikan keindahan panorama Air Terjun Jantur
Doyan, Cagar Alam atau Hutan Lindung Pararawen, panorama unik di Danau
Butong, Air Terjun dan Danau Inih, serta Bendungan (dam) Irigasi
Trinsing. Namun, lebih lebih dari itu, wilayah ini juga terkenal sebagai
tempat wisata sejarah, karena terdapat bangkai kapal Onrust milik
Belanda yang ditenggelamkan pejuang pada saat mereka memasuki daerah
ini, serta berbagai makam pejuang yang dikeramatkan, yang juga banyak
mendapat perhatian dan dikunjungi wisatawan.
Sisa-sisa bangkai kapal Onrust tersebut terdapat di
Kelurahan Lanjas, dan merupakan kawasan obyek wisata sejarah yang
menarik sembari mengenang kepahlawanan pejuang Barito pada masa itu.
Bangkai kapal perang Onrust ini ditenggelamkan oleh Tumenggung
Surapati dan anak buahnya, terjadi pada zaman sebelum kemerdekaan.
Obyek wisata sejarah ini menjadi konstruksi penting dalam sejarah
heroik perlawanan rakyat Barito Utara terhadap penjajah. Selain itu,
juga ada obyek sejarah berupa Makam Sultan Muhammad Seman (putra
Pangeran Antasari), dan lain-lain.
Sayangnya, isu terorisme global yang sempat mengoyak kepercayaan
dunia luar terhadap Indonesia pada tahun-tahun terakhir, rupanya turut
mengurangi kunjungan wisatawan mancanegara. Sebab itu, kalangan industri
pariwisata di dalam negeri mau tak mau harus jeli mengalihkan pasarnya
kepada wisatawan nusantara (domestik). Pilihan ini, rupanya cukup
efektif. Terbukti, permintaan paket wisata domestik di sejumlah
biro-biro perjalanan wisata sepanjang tahun mengalami peningkatan antara
15 hingga 30 persen.
Jika kita mencermati hasil dari studi pada Kantor Departemen
Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Deparpostel) RI bekerjasama dengan
Biro Pusat Statistik (EPS) pada tahun 1991/1992 lalu, paling tidak kita
bisa memahami profil dan karakteristik wisatawan nusantara. Menurut
penelitian tersebut, wisatawan nusantara yang berpendidikan tinggi lebih
cenderung mengunjungi obyek-obyek wisata yang bersifat alam. Sedangkan
yang berpendidikan lebih rendah cenderung mengunjungi tempat-tempat
hiburan atau rekreasi yang terletak di dalam kota.
Pada umumnya, sarana angkutan yang digunakan wisatawan nusantara
paling banyak adalah kendaraan pribadi dan mobil angkutan umum, dan
sebagian besar kunjungan wisata masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.
III. TRANSPORTASI
ompleksitas unsur transportasi atau perhubungan memegang
peranan sangat penting dalam sektor pariwisata. Karena itu, mengutip
pendapat Clare A. Gunn dalam bukunya, Tourism Planning (1979), di mana dalam perencanaan pariwisata bahwa transportasi yang ia sebut unsur akses^ menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah prinsip perencanaan pariwisata, selain unsur pengelompokan, day a tank, ketergantungan SDA, populasi, kapasitas, kota-kota, iklim pembangunan sosial, fleksibilitas, jenis-jenis parimsata, orang-orang, serta keanekaragaman.
Unsur transportasi atau akses perhubungan ini, masih menurut Clare A.
Gunn, merupakan akses masuk dan keluar pada kawasan yang mempunyai daya
tarik hendaknya direncanakan sebagai bagian integral dari pembangunan.
Di sinilah pentingnya bagi jaringan jalan raya bebas hambatan (tol) dan
jaringan penerbangan ke kawasan tempat tujuan wisata.
Sebab itu, untuk menunjang pengembangan bisnis pariwisata, sarana dan
prasarana pendukung ini merupakan faktor penting, selain adanya daya
tarik, aksesibilitas serta promosi secara ajek dan kontinyu. Sektor
transportasi (perhubungan), baik darat, laut maupun udara, sangat
diper-lukan dalam mewujudkan mobilitas serta arus wisatawan berkunjung,
dari dan ke daerah tujuan wisata. Dalam konteks ini, Kabupaten Barito
Utara, kendatipun daerahnya agak menjorok ke wilayah pedalaman, namun
sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Kalimantan Tengah,
daerah ini relatif memiliki aksesibilitas yang baik, misalnya melalui
transportasi darat (bus, travel, mobil pribadi, sepeda motor, dan
kin-lain), maupun transportasi sungai (perahu bermotor, speedboat, perahu,
dan lain-lain) dan transportasi udara. Tiga lintas jalur transportasi
itu semuanya ditujukan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari satu
tempat ke tempat lain, meningkatkan mobilitas manusia ke daerah tujuan,
termasuk berperan penting bagi aksesibilitas industri pariwisata.
Misalnya, dari kota air Banjarmasin (Kalimantan Selatan),
Kabupaten Barito Utara relatif mudah dicapai, meski jaraknya cukup jauh
yakni sektar 425 kilometer ke arah utara. Akses jalan darat yang
menghampar mulus, meski pun sebagian masih ada yang rusak ringan dan
berat (terutama di musim penghujan), relatif memudahkan wisatawan datang
berkunjung. Begitu pun perhubungan lewat jalur udara, bisa ditempuh
melalui Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin, atau Bandara Tjilik Riwut,
Palangkaraya, langsung ke Bandara Beringin, Muara Teweh (ibukota
Kabupaten Barito Utara). Sementara akses transportasi perairan/sungai,
dapat ditempuh menyusuri Sungai Barito dari Pelabuhan Trisakti di
Banjarmasin dan pelabuhan/dermaga di kota Palangkaraya.
Ada pun jaringan jalan-jalan darat yang ada di Kabupaten Barito Utara
saat ini, menurut statusnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Jalan Negara
Jalan Negara ini kondisi permukaannya berkualitas sedang
sepanjang 227,20 kilometer, rusak 247,90 kilometer, dan rusak berat
64.60 kilometer. Saat ini, Jalan Negara merupakan poros
penghubung yang sangat vital dalam menggulirkan roda perekonomian
masyarakat di Kabupaten Barito Utara, terutama yang datang dan pergi
dari Palangkaraya, Banjarmasin, Tamianglayang, hingga melintasi kota
Muara Teweh. Transportasi melalui jalan darat (Jalan Negara) dari Banjarmasin ke Muara Teweh dapat ditempuh sekitar 8 hingga 10 jam lamanya, dengan jarak tempuh sekitar 425 kilometer.
• Jalan Kabupaten
Jalan Kabupaten yang dikategorikan dalam kondisi baik
sepanjang 86,58 kilometer, kondisi rusak sepanjang 229,30 kilometer,
dan rusak berat sepanjang 63,40 kilometer. Secara keseluruhan, panjang
jalan di Kabupaten Barito Utara membentang sepanjang 4.252,73 kilometer,
termasuk di antaranya jalan yang dipergunakan oleh perusahaan HPH untuk
mengangkut kayu hasil hutan. Jalan sepanjang itu yang sudah dilakukan
pengerasan (aspal) khususnya di sekitar Muara Teweh, sementara
jalan-jalan yang menghubungkan antar-kecamatan masih sangat terbatas dan
kondisinya masih banyak yang rusak. Dalam konteks pengembangan
pariwisata daerah ini, maka kondisi jalan yang ada tersebut menjadi
salah satu perhatian serius pemerintah kabupaten, kendatipun di sisi
lain, dana yang dialokasikan juga sangat terbatas.
Mengindentifikasi permasalahan klasik transportasi daerah ini, maka
Pemerintah Kabupaten Barito Utara telah mengkategorikan unsur
transportasi (perhubungan) menjadi salah dari tujuh strategi dan
prioritas pembangunan, yaitu bidang infrastruktur/prasarana pembangunan
wilayah.
Pembangunan jasa pelayanan infrastruktur/prasarana wilayah harus
ditempuh melalui kebijakan rehabilitasi dan perbaikan prasarana yang
dimiliki, berdasarkan pertimbangan perekonomian saat ini. Prasarana
perhubungan ini selain ber-tujuan untuk perluasan akses kepariwisataan,
juga diarahkan pada langkah penyediaan jasa prasarana yang mendukung
kegiatan produksi rakyat dan peningkatan nilai tambah produksi (added value) serta memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, terutama bagi golongan ekonomi berpenghasilan lemah.
Pembangunan jasa perhubungan ini juga mempertimbang-kan rasa keadilan
dan kepentingan sosial lainnya, sehingga harus tetap mempertimbangkan
kemampuan konservasi daya dukung alam dan lingkungan hidup yang ada di
daerah ini.
IV. TAMBANG DAN GALIAN
Meskipun sangat potensial, sektor pertambangan dan bahan
galian hingga kini masih memberikan kontribusi yang kecil terhadap
pertumbuhan perekonomian daerah ini, yakni baru sekitar 7,37 persen.
Tenaga kerja yang diserap sektor ini juga terbilang kecil, baru sekitar
5.818 orang. Padahal, berdasarkan stratigrafi wilayah geologis Kabupaten
Barito Utara serta data inventarisasi sebaran mineral yang ada, di
perut Bumi Seribu Riam ini terkandung beragam SDA yang
potensial untuk dikembangkan. Mulai dari bahan galian logam seperti
emas, batubara, minyak bumi, posfat, batu gamping, pasir kwarsa,
antimonit, kaolin dan lempung/tanah liat.
Hingga kini, belum banyak penelitian intensif menyangkut sumber daya
mineral yang ada di wilayah Kabupaten Barito Utara. Sehingga belum
diketahui secara detail dan pasti, bagaimana potensi kandungan serta
prospek sumber daya mineral tersebut, termasuk alokasi dan sebaran lahan
usaha tambang. Karena itu, ada baiknya pemerintah kabupaten membuka
peluang kepada institusi penelitian untuk menyusun dengan memanfaatkan
teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) yang kini sudah banyak
dikembangkan.
Kendatipun demikian, karena Pemerintah Kabupaten Barito Utara
memproyeksikan bahwa bidang pertambangan dan penggalian ini, terutama
batubara, bakal dikembangkan menjadi salah satu andalan yang
mengkontribusi APBD, maka bidang inilah yang giat ditawarkan kepada
investor, baik nasional dan internasional. Hingga kini, upaya serius dan
proaktif yang dimotori pihak eksekutif tersebut mulai membuahkan hasil
menggembirakan.
Batubara
Potensi bahan galian batubara di daerah ini, terdapat di semua
kecamatan yang ada di wilayah Barito Utara, yakni di Kecamatan Teweh
Tengah, Kecamatan Lahei, Kecamatan Teweh Timur, Kecamatan Gunung Purei,
Kecamatan Gunung Timang dan Kecamatan Montallat.
Pemerintah Kabupaten Barito Utara memproyeksikan, bahwa potensi bahan
galian batubara ini akan menjadi andalan (primadona) karena menjadi
salah satu penopang perekonomian daerah dan diharapkan mengkontribusi
PDRB kedua terbesar setelah sektor pertanian dalam arti luas.
Hingga medio 2005, terdapat 53 perusahaan yang mengadakan Perjanjian
Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan Kuasa Pertambangan
(KP) dengan Pemerintah Kabupaten Barito Utara.
Emas
Potensi kandungan emas di Kabupaten Barito Utara saat ini lebih
banyak dilakukan dalam bentuk eksplorasi secara sederhana dan
konvensioal oleh masyarakat setempat. Sebaran potensi emas tersebut
meliputi Kecamatan Lahei dan Kecamatan Teweh Tengah.
Minyak Bumi
Tak banyak yang tahu, ternyata daerah ini juga menyimpan potensi
minyak bumi. Sebaran potensinya itu terdapat di Kecamatan Lahei,
kecamatan Teweh Tengah, hal ini dengan ditemukannya patok2 peninggalan Belanda dengan cadangan, potensi dan prospeknya yang masih belum diketahui.
Posfat
Potensi bahan galian posfat di Kabupaten Barito Utara ini hanya
terdapat di Kecamatan Teweh Timur, dengan jumlah cadangan sekitar 60.386
meter kubik.
Lempung/Tanah Mat
Terdapat di Kecamatan Teweh Timur dan Kecamatan Teweh Tengah. Lempung
ini biasanya digunakan penduduk setempat untuk pembuatan batu bata dan
genteng.
Pasir Kwarsa
Pasir kwarsa di wilayah Kabupaten Barito Utara terdapat di Kecamatan
Teweh Timur, Kecamatan Teweh Tengah, dan Kecamatan Lahei. Sayangnya,
potensinya ini juga belum diketahui secara pasti.
Antimonit
Sebaran. potensi antimonit di wilayah Kabupaten Barito Utara hanya
terdapat di Kecamatan Teweh Timur. Saat ini, cadangannya pun belum
diketahui secara pasti, karena belum ada penelitian komprehensif yang
dapat menjelaskan bagaimana potensi dan prospeknya ke depan.
Kaolin
Potensi kaolin terdapat di Kecamatan Gunung Timang dan Kecamatan
Gunung Laung. Kaolin dapat dipergunakan untuk industri keramik, kertas,
cat, kosmetik, farmasi, karet, peptisida dan lain-lain.
Biji Besi
Hanya sebagian yang tahu kalau barito utara juga menyimpan bahan tambang biji besi sebarannya hanya terdapat di kecamatan Gunung Timang namun sayang menurut penelitian biji besi tersebut terlalu muda untuk ditambang dan kalaupun ditambang besi yang dihasilkannya akan seperti timah.
Biji Besi
Hanya sebagian yang tahu kalau barito utara juga menyimpan bahan tambang biji besi sebarannya hanya terdapat di kecamatan Gunung Timang namun sayang menurut penelitian biji besi tersebut terlalu muda untuk ditambang dan kalaupun ditambang besi yang dihasilkannya akan seperti timah.
Begitulah, paparan singkat betapa di dalam perut bumi daerah Barito Utara ini menyimpan kekayaan SDA yang cukup banyak.
V. INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
Pemerintah Kabupaten Barito Utara mengembangkan kebijakan
industri, perdagangan dan investasi untuk meningkatkan daya saing
global melalui keunggulan kompetitif (competitive advantage) berbasis keunggulan komparatif (comparative advantage) SDA
dan SDM dengan menghapus segala bentuk hambatan dan perlakuan
diskriminatif. Selain itu, sebagai tulang punggung perekonomian rakyat,
maka pengembangan industri yang berskala kecil dan menengah berbasis
sumber daya lokal lebih ditingkatkan.
Hingga kini, bidang industri dan perdagangan telah memberikan
lapangan kerja sebesar 15.08 persen dengan jumlah pekerja sebanyak
11.910 orang (2003).