Akomodasi
Sebagai penunjang sektor pariwisata di Kabupaten Barito Utara, tak
kalah pentingnya adalah ketersediaan akomodasi yang memadai. Di wilayah
ini sudah tersedia fasilitas hotel dan losmen, termasuk restoran dan
rumah makan. Ada pun hotel dan losmen yang ada di Kabupaten Barito
Utara, dapat disebutkan seperti Hotel Teweh Raya, Barito, Marindu,
Pasific, A. Kencana, Sumber Rejeki dan Hotel Butong Danum, yang semuanya
terdapat di Jalan Panglima Batur, Hotel Gunung Sintuk, Matahari dan
Hotel Walet di Jalan Tumenggung Surapati, Hotel Nusantara di Jalan Yetro
Sinseng, serta Hotel Handayani, Amuntai, dan Hotel Hendra, yang
terdapat di wilayah Kandui Gunung Timang..
Fasilitas penting lainnya adalah ketersediaan sambungan
telekomunikasi, baik lokal maupun internasional yang juga sudah memadai.
Saat ini, seperti halnya daerah lain, di Kabupaten Barito Utara
tersedia fasilitas komunikasi, baik berupa pelayanan jasa pos dan giro,
telepon, facsimile, jaringan internet dan fasilitas telekomunikasi
lainnya. Kini, akses komunikasi menjadi relatif mudah dan praktis
setelah jaringan telepon genggam (selular) juga merambah ke wilayah ini.
Begitu pula peningkatan pelayanan kesehatan tidak lepas dari
perhatian pemerintah kabupaten, dengan menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai. Jumlah fasilitas kesehatan dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan yang menggembirakan, baik berupa R-umah Sakit,
Puskesmas, Puskemas Pembantu, Puskesmas Keliling serta Balai-balai
Pengobatan. Untuk tenaga kesehatan, hampir di semua kecamatan sudah
terdapat tenaga dokter umum, dokter gigi, perawat, yang jumlahnya terus
menunjukkan peningkatan serta siap melayani masyarakat termasuk kalangan
wisatawan.
Walaupun begitu, toh diakui bahwa ketersediaan sarana
akomodasi seperti disebutkan di atas, terasa belum memadai untuk
mengantisipasi melonjaknya arus wisatawan yang datang dan berkunjung ke
Barito Utara. Dalam konteks inilah, sebetulnya muncul peluang usaha atau
investasi di bidang akomodasi guna memenuhi keseimbangan atas
melonjaknya permintaan sektor pariwisata.
Menyadari keterbatasan itulah, maka Pemerintah Kabupaten Barito Utara
akan terus meningkatkan standar mutu akomodasi dan transportasi yang
telah ada, guna memberi kenyamanan kepada wisatawan. Peningkatan ini
juga dimaksudkan untuk mengantisipasi masuknya dunia kepariwisataan
nasional dalam lingkup sebuah industri, yang diharapkan berimbas ke
seluruh wilayah Indonesia, di mana pada akhirnya mendatangkan devisa
yang cukup penting bagi suatu daerah.
Transportasi
Kompleksitas unsur transportasi atau perhubungan memegang peranan
sangat penting dalam sektor pariwisata. Karena itu, mengutip pendapat
Clare A. Gunn dalam bukunya, Tourism Planning (1979), di mana dalam perencanaan pariwisata bahwa transportasi yang ia sebut unsur akses^ menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah prinsip perencanaan pariwisata, selain unsur pengelompokan, day a tank, ketergantungan SDA, populasi, kapasitas, kota-kota, iklim pembangunan sosial, fleksibilitas, jenis-jenis parimsata, orang-orang, serta keanekaragaman.
Unsur transportasi atau akses perhubungan ini, masih menurut Clare A.
Gunn, merupakan akses masuk dan keluar pada kawasan yang mempunyai daya
tarik hendaknya direncanakan sebagai bagian integral dari pembangunan.
Di sinilah pentingnya bagi jaringan jalan raya bebas hambatan (tol) dan
jaringan penerbangan ke kawasan tempat tujuan wisata.
Sebab itu, untuk menunjang pengembangan bisnis pariwisata, sarana dan
prasarana pendukung ini merupakan faktor penting, selain adanya daya
tarik, aksesibilitas serta promosi secara ajek dan kontinyu. Sektor
transportasi (perhubungan), baik darat, laut maupun udara, sangat
diper-lukan dalam mewujudkan mobilitas serta arus wisatawan berkunjung,
dari dan ke daerah tujuan wisata. Dalam konteks ini, Kabupaten Barito
Utara, kendatipun daerahnya agak menjorok ke wilayah pedalaman, namun
sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Kalimantan Tengah,
daerah ini relatif memiliki aksesibilitas yang baik, misalnya melalui
transportasi darat (bus, travel, mobil pribadi, sepeda motor, dan
kin-lain), maupun transportasi sungai (perahu bermotor, speedboat, perahu,
dan lain-lain) dan transportasi udara. Tiga lintas jalur transportasi
itu semuanya ditujukan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari satu
tempat ke tempat lain, meningkatkan mobilitas manusia ke daerah tujuan,
termasuk berperan penting bagi aksesibilitas industri pariwisata.
Misalnya, dari kota air Banjarmasin (Kalimantan Selatan),
Kabupaten Barito Utara relatif mudah dicapai, meski jaraknya cukup jauh
yakni sektar 425 kilometer ke arah utara. Akses jalan darat yang
menghampar mulus, meski pun sebagian masih ada yang rusak ringan dan
berat (terutama di musim penghujan), relatif memudahkan wisatawan datang
berkunjung. Begitu pun perhubungan lewat jalur udara, bisa ditempuh
melalui Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin, atau Bandara Tjilik Riwut,
Palangkaraya, langsung ke Bandara Beringin, Muara Teweh (ibukota
Kabupaten Barito Utara). Sementara akses transportasi perairan/sungai,
dapat ditempuh menyusuri Sungai Barito dari Pelabuhan Trisakti di
Banjarmasin dan pelabuhan/dermaga di kota Palangkaraya.
Ada pun jaringan jalan-jalan darat yang ada di Kabupaten Barito Utara
saat ini, menurut statusnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Jalan Negara
Jalan Negara ini kondisi permukaannya berkualitas sedang
sepanjang 227,20 kilometer, rusak 247,90 kilometer, dan rusak berat
64.60 kilometer. Saat ini, Jalan Negara merupakan poros
penghubung yang sangat vital dalam menggulirkan roda perekonomian
masyarakat di Kabupaten Barito Utara, terutama yang datang dan pergi
dari Palangkaraya, Banjarmasin, Tamiang Layang, hingga melintasi kota
Muara Teweh. Transportasi melalui jalan darat (Jalan Negara) dari Banjarmasin ke Muara Teweh dapat ditempuh sekitar 8 hingga 10 jam lamanya, dengan jarak tempuh sekitar 425 kilometer.
• Jalan Kabupaten
Jalan Kabupaten yang dikategorikan dalam kondisi baik
sepanjang 86,58 kilometer, kondisi rusak sepanjang 229,30 kilometer,
dan rusak berat sepanjang 63,40 kilometer. Secara keseluruhan, panjang
jalan di Kabupaten Barito Utara membentang sepanjang 4.252,73 kilometer,
termasuk di antaranya jalan yang dipergunakan oleh perusahaan HPH untuk
mengangkut kayu hasil hutan. Jalan sepanjang itu yang sudah dilakukan
pengerasan (aspal) khususnya di sekitar Muara Teweh, sementara
jalan-jalan yang menghubungkan antar-kecamatan masih sangat terbatas dan
kondisinya masih banyak yang rusak. Dalam konteks pengembangan
pariwisata daerah ini, maka kondisi jalan yang ada tersebut menjadi
salah satu perhatian serius pemerintah kabupaten, kendatipun di sisi
lain, dana yang dialokasikan juga sangat terbatas.
Mengindentifikasi permasalahan klasik transportasi daerah ini, maka
Pemerintah Kabupaten Barito Utara telah mengkategorikan unsur
transportasi (perhubungan) menjadi salah dari tujuh strategi dan
prioritas pembangunan, yaitu bidang infrastruktur/prasarana pembangunan
wilayah.
Pembangunan jasa pelayanan infrastruktur/prasarana wilayah harus
ditempuh melalui kebijakan rehabilitasi dan perbaikan prasarana yang
dimiliki, berdasarkan pertimbangan perekonomian saat ini. Prasarana
perhubungan ini selain ber-tujuan untuk perluasan akses kepariwisataan,
juga diarahkan pada langkah penyediaan jasa prasarana yang mendukung
kegiatan produksi rakyat dan peningkatan nilai tambah produksi (added value) serta memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, terutama bagi golongan ekonomi berpenghasilan lemah.
Pembangunan jasa perhubungan ini juga mempertimbang-kan rasa keadilan
dan kepentingan sosial lainnya, sehingga harus tetap mempertimbangkan
kemampuan konservasi daya dukung alam dan lingkungan hidup yang ada di
daerah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar